Kamis, 05 Mei 2016

LP Gastritis


LP Gastritis

BAB I
Laporan Pendahuluan Gastritis 


1.1 Pengertian Gastritis 
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,kronis,difus atau local. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrofit kronis (Price &Wilson,2006) 
Gastritis adalah peradangan lambung baik local atau menyebar pada mukos lambung yang berkembang biak bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan (Reeve J.Chariene). 
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran,2001). 
Gastritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa lambung akut dengan kerusakan-kerusakan erosi (Brunner & Sudarth,2000:1402) 
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung disebabkan oleh kuman helicobacter pylori yang dapat bersifat akut, kronis difus atau local (Hirlan,2009). 

1.2 Etiologi
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter Pylori dan pada awal infeksi mukosa lambung yang bersifat dapat menunjuk kan respon inflamasi akut dan jika diabaikan menjadi kronik (SudoyoAru,dkk:2009). 

1.3 Klasifikasi 
Gastritis Klasifikasi gastritis (Wim de jong et al:2005) 
1. Gastritis akut 
- Gastritis akut tanda perdarahan 
- Gastritis akut dengan perdarahan )gastritis banyak atau erosive) 
Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau cepat , makan makanan yang terlalu berbumbu atau banyak mengandung mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alcohol, aspirin NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan pancreas. 
2. Gastritis kronis Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus, beningna atau maligna dari lambung atau leh bakteri helicobacter pillory (h.pylori). 
3. Gastritis bacterial Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan oleh refluk dari duodenum. 

1.4 Manifestasi Klinis 
Manifestasi klinis pada gastritis yaitu : 
1. Gastritis akut : nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan lambung hyperemia dan udem, mungkin juga di temukan erosi dan perdarahan aktif.
2. Gastritis kronis : kebanyakan gastritis asimtomatik, keluhan lebih berkaitan dengan komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung, defisiensi zat besi, anemia persiosa, dan karsinoma lambung. 

1.5 Pemeriksaan Penunjang 
1. Pemeriksaan Darah 
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia , yang terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan pernafasan 
 Tes ini untuk menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.pulori atau tidak. 
3. Pemeriksaan feses Tes ini memeriksa apakah terdapat H.Pylory dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. 
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin terjadi tapi tidak terlihat dari sinar X. 
5. Ronsen saluran cerna bagian atas Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. 

1.6 Penatalaksanaan 
 1. Gastritis Akut 
Factor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, anti kiolinergik dan antacid juga ditujukan sebagai sifoprotektor. 
Penatalaksanaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat menjadi penyebab, serta dengan pengobatan suportif. 
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian antasida dan antagonis H2 sehingga mencapai pH lambung 4. Meskipun hasilnya masih jadi perdebatan tetapi pada umumnya tetap dianjurkan pencegahan ini terutama bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yang berat.
Penatalaksananaan medical untuk gastritis akut di lakukan dengan menghindari alcohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila gejala menetap, diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan serupa dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan jus karena adanya bahaya perforasi. 
2. Gastritis kronis 
Factor utama dintandai dengan kondisi progresif epitel kelenjar disertai sel parietal dan chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang rata, gastritis kronis ini digolongkan menjadi dua kategori tipe A(Altrofik atau Fundal ) dan tipe B (Antral) 
Gastritis kronis tipe A disebut juga gastritis altrofik atau fundal karena gastritis terjadi pada bagian fundus lambung. Gastritis kronis tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap sel parietal dan chief cell dapat menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin. 
Gastrin kronis tipe B disebut sebagai gastritis antral karena umumnya mengenai daerah antrum lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis kronis tipe A. penyebab utama gastritis tipe B adalah infeksi kronis oleh helicobater pylori. Factor etiologi lainyya adalah asupan alcohol yang berlebihan, merokok dan refluks yang dapat mencetuskan terjdinya ulkus peptikum dan karsinoma. 
Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit yang dicurigai. Bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan antibiotic untuk membatasi Helicobacter Pulory. Namun demikian lesi tidak selalu muncul dengan gastritis kronis. Alcohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus dihindari. Bila terjadi anemia defisiensi besi (yang disebabkan oleh prdarahan kronis), maka penyakit ini harus diobati. Pada anemia persiosa harus diberikan pengobatan vitamin B12 dan terapi yang sesuai. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan menignkatkan istirahat serta memulai farmakoterapi. Helicobacter Pylory dapat diatasi dengan antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoxcilin) dan garam bismuth (peptobismol). Pasien dengan gastritis tipe A biasanya mengalami absorbs vitamin B12. 

1.7 Disarge Planning 
1. Hindari minuman alcohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga terjadi inflamasi dan perdarahan 
2. Hindari merokok karena dapat mengganggu lapisan dinding lambung sehingga lambung lebih mudah
mengalami gastritis dan tukak (ulkus). Dan rokok dapat meningkatkan asam lambung dan memperlambat penyembuhan tukak. 
3. Atasi stress sedini mungkin 
4. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur. Namun hundari sayur dan buah yang bersifat asam (missal : jeruk, lemon,grape fruit, nanas, tomat). 
5. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik) asam lambung. 
6. Berolahraga teratur untuk memabntu mempercepat aliran makanan melalui usus. 
7. Bila perut mudah mengalamai kembung (banyak gas) untuk sementarsa waktu kurangi konsumsi makanan tinggi serat. 
8. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering, berupa makanan lemak dan rendah lemak. Makanlah secara perlahan.

PATOFISIOLOGI























DAFTAR PUSTAKA

1. Arjatmo, Tjokro Negoro, Ph. D, Sp, dkk, (2001), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi III, FKUI, Jakarta.
2. Arif Mansjoer, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Aesculapius, FKUI, Jakarta.
3. Brunner & Suddarth, (1997), Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar